Metode Pelaksanaan Pembuatan Jaringan Irigasi

Galian tanah Biasa

  1. Galian tanah dilakukan setelah papan bouwplank dengan penandaan sumbu  ke sumbu dan benangan selesai diperiksa dan disetujui oleh Direksi dan Pengawas lapangan;
  2. Penggalian dilakukan sampai dasar galian sesuai dengan gambar kerja, dasar galian      dibersihkan dari segala kotoran dan air, apabila perlu dilakukan penyedotan menggunakan pompa air, setelah selesai diperiksa dan disetujui oleh Direksi dan Pengawas lapangan;
  3. Tanah bekas galian disingkirkan agar antara bouwplank dan galian bebas dari timbunan tanah;
  4. Tanah hasil galian yang memenuhi syarat digunakan untuk pekerjaan  timbunan;

 MENGANGKUT MATERIAL DENGAN JARAK ANGKUT > 100 M


Angkutan material bahan dan tenaga yang di butuhkan. Pengadaan bahan atau material dikirim secara bertahap sesuai dengan   kebutuhan   setiap waktunya, hal ini untuk menghindari dari kehilangan dan kerusakan bahan / material. Pengadaan tenaga kerja sebisa mungkin menggunakan tenaga kerja kerja    setempat, khusus untuk tukang dan kepala tukang inti mendatangkan yang telah berpengalaman.

PEKERJAAN PASANGAN

Pasangan Batu Putih 
Tahapan Pekerjaan:
  1. Semen, pasir dan air dicampur dengan perbandingan 1 PC : 4 Ps  dan diaduk menjadi mortar dengan menggunakan Concrete Mixer.
  2. Batu dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaannya sebelum dipasang.
  3. Pembuatan profil tiap jarak 10 m kecuali pada tempat-tempat tertentu sesuai petunjuk Direksi.
  4. Pemasangan lubang-lubang pembuang (drain/ Weep Hole) untuk mengurangi tekanan air setiap luas 2 M2 yang terbuat dari pipa PVC Ø 2" (dua inchi) dan pada ujung pipa PVC yang tertanam di tanah dibungkus dengan ijuk dan di luar sisi ijuk dipasang kerikil yang berfungsi sebagai saringan air sehingga tidak terjadi penggerusan tanah pada bagian dalam tanggul atau pasangan batu.
  5. Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.
  6. Selama proses pengerjaan, bahan di tempatkan pada tempat yang tidak mengganggu lalulintas kendaraan. Petugas lalu lintas memasang rambu peringatan adanya pekerjaan jalan sekaligus mengatur arus lalu lintas.
  7. Foto dokumentasi selama pelaksanaan kondisi 0%, 50% dan 100%.
Urugan tanah kembali termasuk perataan

  1. Menyiapkan peralatan dan tenaga yang di butuhkan;
  2. Tanah yang memenuhi syarat digunakan untuk pekerjaan urugan;
  3. Urugan tanah menggunakan stamper dibuat berlapis-lapis.
  4. Volume pemadatan dihitung untuk pelaporan dan data perhitungan Mutual Check / MC – 100%;
  5. Foto dokumentasi selama pelaksanaan kondisi 0%, 50% dan 100%.
Pekerjaan Plesteran
Tahapan Pekerjaan:
  1. Semen, pasir dan air dicampur dengan perbandingan 1 PC : 3 PP  tebal 1,5 cm dan diaduk menjadi mortar dengan menggunakan Concrete Mixer.
  2. Sebelum plesteran dimulai, permukaan pasangan dibersihkan dan dibasahi dulu dengan air.
  3. Pemelesteran dengan ketebalan rata-rata 1,5 cm
  4. Penyelesaian dan perapihan setelah pelesteran.
  5. Selama proses pengerjaan, bahan di tempatkan pada tempat yang tidak mengganggu lalulintas kendaraan. Petugas lalu lintas memasang rambu peringatan adanya pekerjaan jalan sekaligus mengatur arus lalu lintas.
  6. Foto dokumentasi selama pelaksanaan kondisi 0%, 50% dan 100%.
Pekerjaan Acian

Tahapan Pekerjaan:
  1. Semen dan air dicampur dan diaduk sehingga menjadi campuran siap untuk pekerjaan Acian.
  2. Sebelum di aci  bidang muka pasangan dibasahi dulu dan dibersihkan dari kotoran yang melekat pada pasangan.
  3. Penyelesaian dan perapihan setelah acian selesai.
  4. Selama proses pengerjaan, bahan di tempatkan pada tempat yang tidak mengganggu lalulintas kendaraan. Petugas lalu lintas memasang rambu peringatan adanya pekerjaan jalan sekaligus mengatur arus lalu lintas.
  5. Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan

Pekerjaan Pasangan Batu Muka

Tahap Pekerjaan :
  1. Sebelum pemasangan batu harus di bersihkan dan di basahi sampai merata dan dalam waktu yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh.
  2. Menghamparkan pasir urug pada landasan yang berhubungan pada tanah dasar setebal 5 cm.
  3. Landasan yang akan menerima setiap batu harus di basahi dan selanjutnya landasan dari adukan harus disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan batu yang akan di pasang.
  4. Landasan dari aduakan baru paling sedikit 3 cm tebalnya harus di pasang pada pondasi yang disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing batu pada lapisan pertama. Batu besar pilihan harus di gunakan untuk lapis dasar dan pada bagian sudut-sudut.
  5. Batu harus di pasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang tampak harus di pasang seajajar dengan muka dinding dari batu yang terpasang.
  6. Foto dokumentasi selama pelaksanaan kondisi 0%, 50% dan 100%.
Pekerjaan Siaran

Tahapan Pekerjaan:
  1. Semen, pasir dan air dicampur dengan perbandingan 1 PC : 2 PP (17,2 Mpa) dan diaduk menjadi mortar dengan menggunakan Concrete Mixer.
  2. Sebelum disiar bidang muka pasangan dibasahi dulu dan dibersihkan dari kotoran yang melekat pada pasangan.
  3. Pekerjaan siaran dengan ketentuan siar tenggelam (masuk ke dalam 1 cm), siar rata (rata dengan muka batu), dan siar timbul (timbul dengan tebal 1 cm, lebar 2 cm)
  4. Penyelesaian dan perapihan setelah siaran selesai.
  5. Selama proses pengerjaan, bahan di tempatkan pada tempat yang tidak mengganggu lalulintas kendaraan. Petugas lalu lintas memasang rambu peringatan adanya pekerjaan jalan sekaligus mengatur arus lalu lintas.
  6. Foto dokumentasi selama pelaksanaan kondisi 0%, 50% dan 100%.
Begisting

Tahap pekerjaan:
  1. Menyiapkan peralatan, bahan, dan tenaga yang di butuhkan;
  2. Menggunakan bekisting dari papan kayu dan dari plat eser yang disetujui pengawas dan Direksi;
  3. Bekisting harus detail, kuat dan sesuai gambar yang dikehendaki pengawas dan Direksi;
  4. Dalam pengerjaan bekisting dibuat benangan supaya dihasilkan beton cor yang rata;
  5. Pembongkaran bekisting dilakukan hati-hati supaya tidak merusak beton
  6. Foto dokumentasi selama pelaksanaan kondisi 0%, 50% dan 100%.
Pembesian
 
Tahap Pekerjaan:
  1. Menyiapkan peralatan dan tenaga yang di butuhkan;
  2. Menggunakan besi baja baru dan sesuai spektek dan disetujui pengawas dan Direksi;
  3. Pembengkokan besi baja sesuai gambar spek dan mengacu pada SNI.
  4. Baja tulangan dilakukan oleh tenaga ahli dan seijin pengawas dan Direksi;
  5. Foto dokumentasi selama pelaksanaan kondisi 0%, 50% dan 100%.
Beton K-225

Tahap pekerjaan:
  1. Menggunakan material ( PC, pasir, batu kerikil dan air serta besi tulangan ) sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI), dan dilakukan pengujian material dan campuran (trial mix / mix design) di Laboratorium dan harus mendapatkan persetujuan oleh Direksi dan Konsultan Pengawas ;
  2. Campuran diaduk menggunakan beton molen;
  3. Pengecoran dilaksanakan menggunakan alat penggetar / vibrator;
  4. Beton yang sudah dicor dirawat dengan cara dibasahi terus-menerus selama 1 (satu) minggu. Sesuai ketentuan dalam PBI 1971)
  5. Foto dokumentasi selama pelaksanaan kondisi 0%, 50% dan 100%.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel